9 Faktor Yang Berpengaruh Pada Kuat Tekan Beton

By | Saturday, 28 July 2018
PENGARUH KUAT TEKAN BETON
Rate this post

Kuat tekan beton adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan dengan satuan luas. Untuk penyebutan kuat tekan beton sendiri ada 2 penyebutan yang biasa di gunakan di indonesia, yaitu satuan k (kg/cm2) dan fc (mpa).

Bagi anda yang masih bingung mengenai perbedaan mutu beton K dan FC baiknya anda membaca artikel di bawah ini terlebih dahulu.

Memahami Perbedaan Mutu Beton K (kg/cm2) dan Mutu Beton fc (Mpa) 

Kuat tekan beton menjadi acuan standar dalam proses perencanaan konstruksi bangunan. Karena pada setiap bagian dalam proses konstruksi beton memiliki standar nilai kuat tekan beton sendiri.

Contohnya “Untuk pengerjaan dak beton lantai 2 rumah tinggal, biasanya memiliki standar kuat tekan beton k225 atau fc 18,68 mpa.”

ada 9 faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton yaitu:

1. KUALITAS SEMEN

Kualitas semen menjadi faktor yang sangat penting pada kuat tekan beton, karena semen merupakan komponen utama dalam pengerjaan struktur beton.

Dalam memilih semen yang di pakai dalam campuran beton ada beberapa brand semen yang di pasarkan di wilayah indonesia antara lain; Semen Tiga Roda, Semen Holcim, Semen Padang, Semen Gresik, Semen Merah Putih, Semen Batu Raja,Dan Semen Tonasa.

Idealnya maksimal penyimpanan semen paling lama 1 bulan. Ini dapat diketahui dengan cara menekan semen yang masih dalam kemasan dengan tangan, Jika tetap terasa lunak dan lembut berarti kualitasnya masih bagus. Tetapi jika terasa keras maka semen sudah terlalu lama disimpan sehingga kualitasnya sudah berkurang.

2. PROPORSI SEMEN TERHADAP CAMPURAN

Proporsi semen terhadap campuran sangat berpengaruh pada kuat tekan beton. Berikut kami lampirkan tabel porsi campuran semen terhadap agregat lain

KOMPOSISI MATERIAL
ADUKAN BETON DALAM SETIAP 1 M3
BERDASARKAN SNI 7394 : 2008

No Berat Material (Kg) W/C
Ratio
Total
Berat (Kg)
Mutu
Semen Pasir Kerikil Air
1 247 869 999 215 0,87 2.330,00 K 100
2 276 828 1.012 215 0,78 2.331,00 K 125
3 299 799 1.017 215 0,72 2.330,00 K 150
4 326 760 1.029 215 0,66 2.330,00 K 175
5 352 731 1.031 215 0,61 2.329,00 K 200
6 371 698 1.047 215 0,58 2.331,00 K 225
7 384 692 1.039 215 0,56 2.330,00 K 250
8 406 684 1.026 215 0,53 2.331,00 K 275
9 413 681 1.021 215 0,52 2.330,00 K 300
10 439 670 1.006 215 0,49 2.330,00 K 325
11 448 667 1.000 215 0,48 2.330,00 K 350
NB:
– Berat satuan pasir = 1.400 kg/m3
– Berat satuan kerikil = 1.350 kg/m3
– Bukling factor pasir = 20 %

 

Dari tabel di atas, jika kita menggunakan semen sebagai patokan takaran, kita bisa mengetahui perbandingan volume materialnya sebagai berikut:

No Perbandingan Volume Material Mutu
Semen Pasir Kerikil Air
1 1 3,141 3,745 1,088 K 100
2 1 2,679 3,395 0,974 K 125
3 1 2,386 3,149 0,899 K 150
4 1 2,082 2,923 0,824 K 175
5 1 1,854 2,712 0,763 K 200
6 1 1,680 2,613 0,724 K 225
7 1 1,609 2,505 0,700 K 250
8 1 1,504 2,340 0,662 K 275
9 1 1,472 2,289 0,651 K 300
10 1 1,363 2,122 0,612 K 325
11 1 1,329 2,067 0,600 K 350

3. KEKUATAN DAN KEBERSIHAN AGREGAT

Salah satu hal yang juga berpengaruh pada faktor kuat tekan beton adalah kebersihan dan kekuatan agregat yang di gunakan dalam pencampuran beton.

4. INTERAKSI ANTARA PASTA SEMEN DENGAN AGREGAT

Beton didefenisikan sebagai sebuah bahan komposit dengan penyusun utamanya berupa partikel atau fragmen berbentuk agregat yang saling mengikat dan melekat (ASTM C 125- 06).

Parameter yang paling mempengaruhi kekuatan beton adalah : kualitas semen, proporsi semen terhadap campuran, kekuatan dan kebersihan agregat, interaksi atau adhesi antar pasta semen dengan agregat, pencampuran yang cukup dari bahan-bahan pembentuk beton

5. PENCAMPURAN YANG TEPAT DARI BAHAN BAHAN PEMBENTUK BETON

Beton adalah campuran antara Semen, Agregat Kasar (Kerikil atau Split), Agregat baik, maka sebaiknya komposisi ini harus dibuat dengat ukuran yang tepat.

6. KETEPATAN DALAM PEMADATAN BETON

Pemadatan beton segar merupakan salah satu proses dalam tahapan pengecoran beton yang memiliki pengaruh signifikan pada kekuatan beton sebagai hasil akhir dari pengecoran.

Dalam proses pemadatan ini secara umum terdapat dua metode pemadatan yaitu pemadatan dalam dan pemadatan luar. Kedua metode pemadatan memiliki cara penggunaan yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memadatkan beton segar dengan kepadatan yang optimal.

7. PERAWATAN BETON

Perawatan Beton bertujuan untuk memaksimalkan hasil setelah pengecoran. Ini dilakukan dengan mempertahankan kadar air yang tepat. Hal ini di lakukan dengan menjaga kelembaban dan  suhu yang sesuai agar beton terhidrasi dengan tepat sesuai mutu yang di inginkan.

BACA JUGA :  4 Metode Curing Beton (Perawatan Beton) Untuk Hasil Yang Maksimal

8. KANDUNGAN KLORIDA

Beton yang berada pada lingkungan asam akan lebih cepat terkena korosi yang menimbulkan degradasi beton. Semakin tinggi prosentase klorida pada beton, semakin pendek umur layan beton.

9. KUALITAS PELAKSANAAN

Jika pada 8 faktor lainya sudah memenuhi kriteria yang baik dalam penyusunan kuat tekan beton, akan tetapi pada proses pelaksanaanya ada yang salah akan sangat berpengaruh pada kuat tekan beton yang di hasilkan.

KONTAK KAMI

Untuk kоnsultаsі tеntаng рrоduk dаn реnаwаrаn sіlаhkаn hubungі mаrkеtіng kаmі dі bаwаh іnі:

BPK. RIAN

Marketing Ready Mix & Precast
0812-9131-3699
[Klik untuk Telepon]
[Klik untuk WhatsApp]

 

BACA JUGA ARTIKEL LAINYA
[pt_view id=”a5c9d25whb”]